Hilirisasi Minyak Sawit Jadi Upaya Strategis
Workshop Hilirisasi Minyak Sawit untuk kali kedua kembali digelar di Kalimantan Timur (Kaltim). Setelah 2023 lalu dilaksanakan di Kota Balikpapan, kali ini workshop serupa berlangsung di Ball Room Swiss-Belhotel Borneo, Kota Samarinda, Kamis 13 Juni 2024, pagi tadi.
MENGANGKAT isu produk oleopangan, oleokimia dan biofuel, workshop ini digagas Surfactant and Bioenergy Research Center Institut Pertanian Bogor (SBRC IPB) dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Prof. Dr. Erliza Hambali, Ketua Tim Pelaksana Kegiatan Workshop sekaligus Guru Besar IPB, mengatakan kelapa sawit termasuk dalam 10 kelompok komoditas unggulan Indonesia. Makanya, pemerintah pusat mendorong proses hilirisasi dan peningkatan daya saingnya.
“Hilirisasi industri oleopangan, oleokimia, dan bioenergi berbasis sawit merupakan upaya strategis untuk meningkatkan nilai tambah komoditas kelapa sawit melalui proses pengolahan agar menjadi produk turunan yang memiliki nilai jual lebih tinggi,” katanya.
Itu sebabnya, urai Prof. Dr. Erliza Hambali, minyak kelapa sawit hingga saat ini masih menjadi salah satu komoditas andalan Indonesia dalam menambah devisa negara. Berdasarkan data 2022 Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun), misalnya, mengungkap luas areal kelapa sawit di Indonesia mencapai 15,38 juta hektare. Untuk total produksi Crude Palm Oil (CPO) di Indonesia mencapai 48,24 juta ton. Sementara untuk total produksi Palm Kernel Oil (PKO) mencapai 9,65 juta ton.
Selain itu, data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di tahun yang sama menyebut, industri kelapa sawit berkontribusi sebesar 3,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. “Hingga saat ini, industri kelapa sawit dari sektor hulu sampai hilir mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 5,2 juta orang dan menghidupi lebih dari 21 juta jiwa,” ujarnya.
Pemerintah Indonesia, urai Prof. Dr. Erliza Hambali, telah menetapkan visi jangka panjang Indonesia Maju 2045; Indonesia menjadi negara maju pada 2045 atau tepat setelah 100 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Anugerah kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah yang dimiliki Indonesia –khususnya kelapa sawit– perlu dikelola dengan baik agar memberikan manfaat besar bagi bangsa Indonesia.
“Pengelolaan terbaik yang dapat dilakukan melalui hilirisasi,” ucapnya. “Manfaat kebijakan hilirisasi industri secara umum diantaranya meningkatkan nilai tambah, meningkatkan perekonomian, meningkatkan penerimaan negara, mensubstitusi barang impor, menarik investasi, menghasilkan devisa, hingga menyerap banyak tenaga kerja local,” timpal Prof. Dr. Erliza Hambali.
Sebagai informasi, di tahun pertama penyelenggaraan, workshop digelar di tiga kota. Yakni Bogor, Medan, dan Balikpapan. Sementara tahun ini, workshop digelar di lima kota. Seperti Samarinda, Pontianak, Palembang, Jambi, dan Padang. (fai)